"Anda mungkin tidak cukup sekolah tinggi (sekolah formal) seperti yang lain, tetapi belajarlah lewat pengalaman hidup, meskipun anda harus belajar dari alam yang menghidupkan anda sekalipun". Apalagi beruntungnya anda, ketika anda bertemu dengan seseorang yang dianggap layak untuk anda belajar banyak hal dari padanya; jadi teruslah belajar dari pengalaman".
Mungkin ini jadi sebuah curahan hati saya, saat menantang situasi baru, dan menyandang status baru sebagai seorang guru bantu di Sekolah Dasar Negeri 15 Maraina - Seram Utara (Kabupaten Maluku Tengah). Meskipun awalnya ditugaskan menjadi calon pendeta muda (vikaris) di Gereja Protestan Maluku di jemaat GPM Maraina. Sejak pertama kali menginjakan kaki di daerah pegunungan Seram Utara, memang kenyataan di sini bertolak belakang dengan asumsi saya tentang pekembangan pembangunan pendidikan sejatinya; yang sampai dengan hari ini kenyataannya seperti mati suri. Pada hal Kabupaten Maluku Tengah adalah kabupaten yang tertua di provinsi Maluku, semenjak negara Indonesia ini merdeka pada tahun 1945.
Hal ini seperti yang saya lihat di beberapa negeri atau dusun di daerah pegunungan Seram Utara, seperti di negeri Manusela, negeri Maraina, negeri Kabuhari, negeri Maneo, dusun Elemata, dll, hampir sama bentuk kasusnya. Bahwa pendidikan bagi sekolah dasar di daerah ini sangat memprihatinkan. Gedung sekolah memang ada, dan telah dibangun atau di renovasi agar tampak lebih baik di pandang mata; tetapi tak ada guru untuk mengajar anak-anak murid disana. Jika dipakai ukuran rata-rata jumlah guru yang ada di sekolah dasar di daerah pegunungan di Seram Utara, hanya 2 orang guru. Itupun salah satu diantaranya pasti didaulat sebagai "guru ujian" (sudah saya sebut plesetan ini di posting lainnya).
INATUNI-MARAINA
Mereka penjaga gunung Murkele; Mereka orang pribumi Seram Bagian Utara; Mereka pemilik hikayat atas riwayat turun temurun generasi Maluku lewat "Kahua".
Minggu, 04 Mei 2014
Selasa, 29 April 2014
Api Injil
Helaan nafas doa dilafaskan di transit Ambon - Bula;
saat menaiki tanjakan tinggi SS selepas Waipia.
Sepintas di jalan raya terkenang kembali dan menguntai cerita;
tentang kisah mengupayakan berkat dan anugerah atas sesama.
saat menaiki tanjakan tinggi SS selepas Waipia.
Sepintas di jalan raya terkenang kembali dan menguntai cerita;
tentang kisah mengupayakan berkat dan anugerah atas sesama.
Sabtu, 22 Maret 2014
Tulisan Sahabat Maraina
Pemetaan Pengembangan Ekonomi Jemaat di Klasis Seram Utara
(Sebuah Pikiran Pengembangan
Pasca Pelatihan Managemen Strategi Pengembangan Usaha)
Pasca Pelatihan Managemen Strategi Pengembangan Usaha)
Oleh : Pdt. Jondry. H. Paays, S.Si
(Pendeta di Klasis Seram Utara)
I.
Pendahuluan
Ketersebaran Jemaat-Jemaat di Klasis Seram
Utara
Secara
geografis Klasis Seram Utara memiliki batas-batas wilayah pelayanan sebagai
berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Klasis Seram Timur
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT)
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)
Dengan karakteristik jemaat yang
berbeda sesuai wilayah penyebarannya yaitu pada daerah pesisir dan pegunungan
dalam klasisfikasi bagian Timur, Tengah, Barat, Teluk dalam dan pada wilayah
pegunungan.
Dalam wilayah administratif
Pemerintahan, maka jemaat-jemaat di Klasis GPM Seram Utara, tersebar pada 4
wilayah kecamatan, antara lain :
Jumat, 21 Maret 2014
MEREKA BILANG "KAHUA", ORANG PESISIR BILANG "KAPATA"
"Kahua" adalah salah satu bentuk tradisi adat istiadat orang pegunungan di Seram Utara yang bentuknya seperti menyanyikan lirik-lirik dalam bahasa daerah setempat (bahasa Koa) dengan irama yang khas, dan diperagakan pada saat acara adat tertentu, seperti adat negeri, adat perkawinan, dll. Mereka juga menyebutnya "Mako-mako", sedangkan kebanyakan orang Maluku Tengah di daerah pesisir menyebutnya "Kapata"; dan kearifan lokal masyarakat pegunungan di Seram Utara lewat Kahua sebenarnya menjadi media pembelajaran sejarah.
Lirik-lirik dari "Kahua", sebenarnya bermuatan cerita-cerita tua (historis), yang kemudian disajikan lewat nyanyian yang khas. Inilah cara leluhur mereka menyampaikan pesan agar mudah dan menarik untuk di dengar oleh genarasi penerus. Sehingga dari sifat yang kedua dari "Kahua", bukan saja sebagai media pembelajaran sejarah, tetapi juga sebagai media hiburan bagi masyarakat.
Lirik-lirik dari "Kahua", sebenarnya bermuatan cerita-cerita tua (historis), yang kemudian disajikan lewat nyanyian yang khas. Inilah cara leluhur mereka menyampaikan pesan agar mudah dan menarik untuk di dengar oleh genarasi penerus. Sehingga dari sifat yang kedua dari "Kahua", bukan saja sebagai media pembelajaran sejarah, tetapi juga sebagai media hiburan bagi masyarakat.
Rabu, 19 Maret 2014
Marga-Marga Orang Gunung
Sebagai informasi tambahan bagi anda, yang ingin mengetahui dan mengenal lebih dekat orang gunung yang hidup di daerah pegunungan Seram Utara, berikut ini adalah marga-marga yang ada di Negeri/Dusun di daerah pegunungan Seram Utaran (Hanya sebagian yang beta coba himpun datanya, akan ditambahkan kemudian setelah dilengkapi) :
MARGA-MARGA DI "MARAINA"
MARGA-MARGA DI "MARAINA"
- Ilela
- Ilelapotoa
- Rihena
- Ropena
- Poliay
- Tukano (Nyaris hilang)
- Lilimau
- Berasa
Langganan:
Postingan (Atom)